Tampilkan postingan dengan label Shalat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Shalat. Tampilkan semua postingan

Tata Cara Sholat Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan Lengkap

Tata Cara Sholat Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan Lengkap

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka berdo’alah kepada Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian gelap, dan bersedekahlah." (HR Bukhari-Muslim)

 Tata Cara Sholat Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan Lengkap

Gerhana merupakan sebuah peringatan dari Allah SWT, betapa butuhnya manusia terhadap sinar matahari. Jika matahari tertutupi sinarnya, maka manusia akan kekurangan vitamin D, hasil produksi yang kurang optimal, hasil panen kurang melimpah, dan lain sebagainya. Sebagian orang menganggap terjadinya gerhana matahari dan bulan sebagai gejala alam biasa yang menjadi tontonan banyak orang. Namun terjadinya gerhana sesungguhnya adalah merupakan tanda bukti kekuasaan Allah SWT yang menunjukkan kebesaranNya. Bagi umat muslim, hal ini harusnya menjadi moment penting untuk lebih meningkatkan tingkat keimanan dan ketaqwaan seseorang. Bahkan pada saat terjadinya gerhana, Islam mensyari'atkan untuk mengerjakan shalat gerhana baik gerhana matahari maupun gerhana bulan. Hal ini sebagaimana yang pernah diajarkan Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh A'isyah, r.a.


عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ : ” خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي حَيَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ ، فَكَبَّرَ ، فَاقْتَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً ، ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، ثُمَّ قَالَ : سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ. فَقَامَ وَلَمْ يَسْجُدْ ، وَقَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً ، هِيَ أَدْنَى مِنْ الْقِرَاءَةِ الْأُولَى . ثُمَّ كَبَّرَ وَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، وَهُوَ أَدْنَى مِنْ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ . ثُمَّ قَالَ : سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ. ثُمَّ سَجَدَ ، ثُمَّ قَالَ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ مِثْلَ ذَلِكَ . فَاسْتَكْمَلَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ ، فِي أَرْبَعِ سَجَدَاتٍ

A’isyah, r.a istri Rasulullah bercerita: "Gerhana matahari pernah terjadi di masa Rasululloh SAW kemudian beliau sholat bersama para sahabat. Beliau pun berdiri dengan lama, ruku’ dengan lama, berdiri lagi dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu ruku’ dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu mengangkat kepala dan bersujud, dan melakukan sholat yang terakhir seperti itu, kemudian selesai dan matahari pun sudah muncul." (HR Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Para ulama sepakat bahwa sholat gerhana matahari dan bulan adalah sunnah dan dilakukan secara berjamaah. Berdasarkan redaksi hadits yang pertama di atas penamaan gerhana matahari dan bulan berbeda, sholat khusuf untuk gerhana bulan dan sholat kusuf untuk gerhana matahari.

Imam Maliki dan Syafi’i berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna A’isyah berpendapat bahwa sholat gerhana dengan dua roka'at dengan dua kali ruku’, berbeda dengan sholat Id dan Jum’at. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas juga terdapat penjelasan serupa, yakni sholat gerhana dikerjakan dua roka'at dengan dua kali ruku’, dan dijelaskan oleh Abu Umar bahwa hadits tersebut dinilai paling shahih.

Maka dengan begitu keistimewaan shalat gerhana dibanding dengan shalat sunnah sunnah lainnya terletak pada bilangan ruku’ pada setiap raka’atnya. Apalagi dalam setiap ruku’ disunnahkan membaca tasbih berulang-ulang dan berlama-lama sampai 10 kali bacaan tasbih.

سُبْحَانِ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Tasbih berarti gerak yang dinamis seperti ketika bulan berotasi (berputar mengelilingi kutubnya) dan berevolusi (mengelilingi) bumi, bumi berotasi dan berevolusi mengelilingi matahari, atau ketika matahari berotasi dan berevolusi pada pusat galaksi Bimasakti. Namun pada saat terjadi gerhana, ada proses yang aneh dalam rotasi dan revolusi itu. Maka bertasbihlah! Maha Suci Allah, Yang Maha Agung!

Tata Cara Sholat Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

Pada dasarnya cara shalat gerhana matahari dan gerhana bulan sama, cuma perbedaannya terletak pada niat. Untuk niat shalat gerhana matahari adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

Sedangkan niat shalat gerhana bulan adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

Adapun tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:
  1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari terlebih dahulu.
  2. Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.
  3. Sebelum sholat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan, ”Ash-shalatu jaami'ah.”
  4. Niat melakukan sholat gerhana matahari (kusufisy-syams) atau gerhana bulan (khusufil-qamar), menjadi imam atau ma’mum.

    أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ / لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى 
     
  5. Imam membaca surat al-Fatihah, makmum mendengarkan. Kemudian imam membaca surat pendek, makmum membaca surat al-Fatihah sebagaimana sholat jama'ah. 
  6. Kemudian rukuk (disunnahkan memperpanjang rukuk dengan membaca tasbih sampai 10 kali)
  7. Kemudian i'tidal
  8. Selesai i'tidal, imam membaca surat al-Fatihah dan surat pendek lagi seperti diatas. 
  9. Kemudian rukuk seperti diatas, i'tidal, sujud, duduk diantara 2 sujud, sujud lagi, lalu masuk raka'at kedua. 
  10. Raka'at kedua dilaksanakan sama dengan raka'at pertama sampai tahiyyat dan salam. 
  11. Setelah itu, diikuti 2 khutbah sebagaimana shalat 'id. 
Jadi, sahalat gerhana terdiri dari 2 rakaat, 4 rukuk, dan 4 kali sujud. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. 

Demikian penjelasan singkat mengenai Tata Cara Sholat Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan secara singkat. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

Tata Cara Shalat Idul Fitri dan Shalat Idul Adha

Tata Cara Shalat Idul Fitri dan Shalat Idul Adha - Pada setiap tanggal 1 Syawwal dan tanggal 10 Dzul Hijjah, umat Islam merayakan hari raya umat Islam. Pada kedua hari itu sangat disunnahkan untuk mengerjakan shalat 'id, yakni sholat Idul Fitri pada tanggal 1 Syawwal dan Shalat Idul Adha pada tanggal 10 Dzul Hijjah. Kedua sholat tersebut pada dasarnya sama cara pelaksanaannya. Cuma ada sedikit perbedaan pada niat dan waktu pengerjaannya.

Shalat 'id hukumnya sunnah muakkad bagi semua orang, lelaki dan perempuan, dalam keadaan bepergian (musafir) atau dirumah. Artinya sangat dianjurkan oleh agama tetapi tidak sampai diwajibkan.

Shalat Id dapat dikerjakan setelah matahari terbit, hingga masuk wakti shalat Zhuhur. Jumlah rakaatnya dua. Dapat dikerjakan secara berjamaah dan munfarid atau sendirian. Jadi, kalau karena suatu alasan tidak sempat di masjid, dapat mengerjakan sendirian di rumah. Lebih baik shalat sendirian dari pada tidak sama sekali.. Tetapi yang lebih utama adalah berjamaah.

Syarat rukun shalat Id sama dengan shalat lain. Begitu pula hal-hal yang membatalkan dan pekerjaan-pekerjaan atau ucapan-ucapan yang disunahkan. Dengan demikian, orang yang shalat Id harus bersih dari hadas dan najis, menutup aurat, membaca Fatihah, dilarang berbicara dan sejenisnya.

Tata Cara Shalat Idul Fitri dan Shalat Idul Adha
Adapun urutan tata cara pengerjaannya adalah sebgai berikut:

1. Niat Sholat 'Id
  • Niat Sholat Idul Fitri 
    • Niat sebagai imam

أصلي سنة عيد الفطر ركعتين إماما لله تعالى
    • Niat sebagai makmum

أصلي سنة عيد الفطر ركعتين مأموما لله تعالى
  • Niat Shalat Idul Adha
    • Niat sebagai imam

أصلي سنة عيد الأضحي ركعتين إماما لله تعالى

    • Niat sebagai makmum

أصلي سنة عيد الأضحي ركعتين مأموما لله تعالى

2. Bacaan Rakaat Pertama : ( Setelah niat )
  • Membaca takbirotul ihram
  • Membaca doa iftitah
  • Takbir sebanyak 7 kali (selain takbirotul ihram)
  • Membaca Al-Fatihah
  • Membaca surat pendek
3. Bacaan Rakaat kedua :
  • Membaca takbir 5 kali.
  • Membaca Al-Fatihah
  • Membaca surat pendek
4. Setelah sujud rakaat kedua, diikuti dengan tahiyat (tasyahud) akhir dan diakhiri dengan salam.

Selesai shalat Id dua rakaat, disunahkan khotbah dua kali jika dilakukan secara berjamaah (makmum cukup mendengarkan dan tidak berbicara sendiri). Adapun shalat Id sendirian, tidak usah diikuti khutbah.

Jadi perbedaan sholat 'id dengan sholat lain hanya pada niat dan tambahan takbir pada permulaan rakaat. Selain itu sama dengan sholat yang lain.

Disamping shalat Id, kaum muslimin dianjurkan atau disunahkan membaca takbir. Adapun  waktunya antara idul fitri dan idul adha juga berbeda. Untuk idul fitri dimulai sejak matahari terbenam hari terakhir bulan ramadhan sampai imam shalat Id jika shalat berjamaah atau sampai takbiratul ihram kalau shalat sendirian. Sedangkan takbir idul adha dimulai sejak shalat fajar hari Arafah sampai shalat Ashar di akhir hari Tasyriq.

Lafal takbir adalah seperti yang biasa kita dengar setiap hari raya, “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Laa ilaaha illallaah wallaahu akbar, Allahu akbar walillaahilhamdu”. (Al-Adzkar, 145 – 146).